Polar
dan Non-polar
Saat belajar kimia pasti kalian pernah mendengar kata “Ikatan Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen
Non-polar” kan? Sebenarnya apa sih “Ikatan
Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen Non-polar” itu? Mau tahu lebih lanjut? Yuk,
kita simak bahasan berikut ini!
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi jika adanya
penggunaan pasangan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan.
Dengan kata lain, pasangan elektron ini digunakan secara bersama-sama (elektron sekutu). Dengan adanya "penyekutuan" elektron
valensi, atom dapat memenuhi orbital atom terluarnya dan mencapai kestabilan. Berdasarkan
kepolarannya, ikatan kovalen dibagi menjadi
dua, yaitu ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen non-polar.
Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang terjadi karena salah satu
atom dalam sebuah senyawa memiliki daya tarik yang lebih kuat dari atom lain.
Gejala ini sering kali disebut sebagai pengkutuban muatan, karena adanya pasangan elektron ikatan (PEI) yang
lebih dekat ke salah satu atom. Kutub positif atau negatif yang terbentuk disebut muatan parsial, yang digambarkan
menggunakan simbol delta (δ). Muatan parsial negatif (δ¯) diberikan pada unsur
yang lebih elektronegatif dan muatan parsial positif (δ+) diberikan
pada unsur yang kurang elektronegatif (lebih elektropositif).
Adapun ciri-ciri dari ikatan kovalen
polar adalah sebagai berikut.
1. Perbedaan keelektronegatifan.
ð Golongan yang paling elektronegatif adalah golongan V A, VI A, dan VII A.
2. Ada PEB (Pasangan Elektron Bebas) di atom pusat.
3. Atomnya berbeda.
4. Dapat larut dalam air atau dalam senyawa polar lainnya.
Apabila dalam
suatu molekul terdapat beda keelektronegatifan antar atom-atom penyusunnya,
maka akan terjadi kepolaran. Semakin besar perbedaan harga keelektronegatifan
antara kedua atom, semakin polar ikatannya.
Berikut ini contoh senyawa yang bersifat polar.
Atom H memiliki
keelektronegatifan 2,1 dan Cl memiliki keelektronegatifan 3,0. Perbedaan ini
menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke arah atom Cl, maka Cl
menjadi kutub negatif dan H menjadi kutub positif. Peristiwa terjadinya kutub
akibat adanya pasangan elektron yang lebih tertarik ke salah satu atom disebut
dengan polarisasi.
Selain senyawa HCl, senyawa
lain yang memiliki sifat polar adalah PCl3 dan H2O. Perhatikan gambar berikut!
Senyawa PCl3 bersifat
polar karena memiliki PEB (Pasangan Elektron Bebas) di atom pusat, terjadi
perbedaan keelektronegatifan dimana atom Cl lebih elektronegatif daripada atom
P, dan senyawa PCl3 terdiri atas atom yang berbeda yaitu, atom P dan
atom Cl. Hal yang sama pun terjadi pada senyawa H2O.
Setelah membahas mengenai
ikatan kovalen polar, kita akan membahas mengenai musuhnya si polar, yaitu ‘ikatan kovalen non-polar’. Pasti kalian
bertanya-tanya, apa sih ‘ikatan kovalen
non-polar’ itu? Mengapa sebuah senyawa dikatakan bersifat non-polar? Dan
pasti masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang mampir di benak kalian. Kita
dapat mengetahuinya melalui bahasan berikut ini.
Ikatan kovalen non-polar adalah ikatan yang terjadi antara dua atom
nonlogam yang memiliki keelektronegatifan yang sama (tidak memiliki perbedaan
keelektronegatifan). Ikatan non-polar tidak membentuk polarisasi. Muatan parsial δ+
dan δ¯ tidak terbentuk karena atom-atom yang berikatan
memiliki keelektronegatifan yang sama. Ikatan kovalen non-polar banyak terdapat dalam
molekul diatomik yang terdiri atas dua atom spesies, dan bentuk molekulnya
simetris.
Ikatan non-polar memiliki ciri-ciri yang berlawanan dengan ikatan polar,
karena itu ‘musuh’ adalah kata yang cocok untuk menggambarkan mereka. Ciri-ciri
dari ikatan non-polar adalah sebagai berikut.
1. Terdiri atas
atom non-logam.
2. Tidak dapat menyatu
dengan air ataupun dengan senyawa polar lain.
3. Tidak ada PEB (Pasangan Atom Bebas) di atom pusat
atau keelektronegatifannya sama.
Berikut ini contoh senyawa
yang bersifat non-polar.
I2 memiliki sifat
non-polar karena tidak memiliki atom pusat dan tidak ada PEB di atom pusat.
Satu syarat saja tidak terpenuhi maka senyawa tersebut bukanlah polar,
melainkan non-polar. Minyak juga merupakan non-polar, ini dibuktikan dengan
tidak menyatunya minyak dan air ketika dicampurkan. Selain I3 dan
minyak, senyawa lainnya yang bersifat non-polar adalah CH4, CO2,
Br2, dan masih banyak lagi.
Setelah melihat bahasan di
atas apakah kalian telah mengerti mengenai ikatan kovalen polar dan ikatan
kovalen non-polar?
Untuk memahaminya lebih lanjut, mari tonton video tentang ikatan kovalen (termasuk di dalamnya ikatan kovalen polar dan non-polar) berikut ini!
apa maksud dari pengkutuban muatan?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaan, gan.
HapusMenurut saya, pengkutuban muatan adalah kecenderungan elektron untuk lebih dekat ke salah satu atom karena atom tersebut memiliki daya tarik yang kuat.
kenapa itu bisa ada dalam kovalen non polar dan polar?
HapusUntuk membedakan apakah sebuah senyawa bersifat polar atau non polar, gan.
HapusJika polar maka akan ada pengkutuban muatan namun jika non polar pengkutuban muatan tidak terjadi.
Kenapa muatan parsial positif dan negatif ada dalam ikatan kovalen non polar dan polar. Apa fungsinya?
HapusPerlu saya klarifikasi, gan, seharusnya muatan parsial negatif dan positif hanya terdapat pada kovalen polar, sebab pada kovalen non-polar tidak terbentuk muatan parsial negatif dan positif. Menurut saya nih, muatan parsial positif dan muatan parsial negatif ada dalam ikatan kovalen polar untuk membedakan unsur mana yang elektronegatif dan unsur mana yang elektropositif, jika sudah diketahui unsur mana yang lebih elektronegatif maka kita dapat mengetahui unsur yang mempunyai daya tarik lebih kuat.
HapusKenapa di kovalen non polar muatan parsial tidak ada?
HapusDi atas dijelaskan, mengapa kovalen non-polar tidak memiliki muatan parsial, karena dalam kovalen non-polar unsur yang satu dengan yang lain tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan.
HapusSaya ingin bertanya, bagaimana cara menentukan parsial positif dan negatif pada senyawa polar? terima kasih
BalasHapusSebelumnya, terima kasih atas pertanyaan Anda.
HapusCara menentukan parsial positif dan parsial negatif pada senyawa polar adalah dengan cara menentukan terlebih dahulu unsur mana yang lebih elektronegatif, unsur yang lebih elektronegatif adalah parsial negatif sedangkan unsur yang lebih elektropositif adalah parsial positif.
Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh senyawa polar, dapatkah kita membandingkan kepolaran suatu senyawa dengan senyawa lainnya? Seperti menentukan senyawa mana yang lebih polar antara HCl dengan H2SO4?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaan, Anda. Hmm, maaf baru saya balas, sesungguhnya saya membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk mengetahui jawabannya. Berdasarkan sumber yang saya dapat, sebenarnya cara membandingkan kepolaran suatu senyawa dilihat dari perbedaan keelektronegatifan, bukan ciri-cirinya. Lalu dilihat juga dari jumlah unsur H.
BalasHapusSenyawa yang lebih polar adalah H2SO4, sebab H2SO4 memiliki unsur H lebih banyak dibanding HCl sehingga lebih polar.
Somaga membantu ^_^
Kenapa H sangat berpengaruh dalam penentuan yang mana lebih polar dalam H2So4 dan HCl?
HapusKarena H memiliki perbedaan keelektronegatifan yang sangat besar.
HapusApakah perbedaan keelektronegatifan yang Anda maksud adalah perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang menyusun sebuah senyawa?
HapusYa, benar sekali.
HapusBagaimana kita bisa menentukan perbedaan keelektronegatifannya besar atau kecil?
HapusMenurut saya, biasanya ditentukan dari golongan ataupun periode. Semakin ke kanan, maka semakin elektronegatif dan semakin ke bawah semakin elektropositif. Tentunya jika HCl dan HF, tentunya HF lebih polar sebab, F memiliki keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan Cl.
HapusSemoga membantu ^_^
saya nurul mau bertanya, manakah titik didih yang lebih tinggi polar atau non polar? tolong jelaskan?
BalasHapusSebelumnya, terima kasih atas pertanyaannya, gan. Menurut saya, ikatan kovalen lebih tinggi karena ini dibuktikan dari gaya antar molekul yang dihasilkan, gaya antar kovalen polar dan polar menghasilkan titik didih yang lebih tinggi dibanding gaya yang terjadi pada kovalen non polar dan non polar. Namun, jika dibandingkan ikatan ion, jelas saja ikatan kovalen polar lebih lemah.
HapusMohan maaf bila terjadi kesalahan dalam menjawab, semoga dapat membantu ^_^
bagaimana menentukan kutub parsial pada molekul yang polar?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaanya, gan. Jadi begini, cara menentukan kutub parsial pada molekul polar dilihat dari perbedaan keelektronegatifan. Jika suatu unsur lebih elektropositif, maka akan membentuk parsial positif sedangkan jika lebih elektronegatif maka akan membentuk parsial negatif.
BalasHapusSemoga membantu ^_^
Saya ingin bertanya lagi, H2SO4 kan merupakan senyawa polar. Atom mana yang berperan sebagai atom pusatnya?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaannya, gan. Jadi, yang menjadi atom pusat adalah S, itu dikarenakan S membutuhkan elektron lebih banyak daripada H. Pasti agan bertanya mengapa bukan O? Padahal O sama dengan S yang membutuhkan 2 elektron, itu dikarenakan jumlah atom pusat biasanya hanya 1.
HapusLalu, kan syarat dari senyawa dapat dikatakan polar adalah memiliki PEB di atom pusat. Bukankah elektron-elektron S habis untuk dipakai berikatan dengan elektron-elektron O?
HapusLalu, kan syarat dari senyawa dapat dikatakan polar adalah memiliki PEB di atom pusat. Bukankah elektron-elektron S habis untuk dipakai berikatan dengan elektron-elektron O?
HapusJadi begini, gan, menurut info yang saya dapat walau S tidak memiliki PEB ia tetap dikatakan sebagai atom pusat, alasannya telah saya jelaskan sebelumnya. Namun, mengapa H2SO4 dikatakan polar padahal tidak memiliki PEB di atom pusat itu lain cerita. H2SO4 dikatakan polar karena umumnya asam itu polar lalu H2SO4 pun larut dalam air, selain itu ikatan antara O dan H dalam struktur molekul H2SO4 menyebabkan senyawa tersebut polar.
HapusSemoga membantu ^_^
Misalkan dalam suatu senyawa memiliki H yang jumlahnya cukup banyak dan begitu juga dengan c .apakah atom c itu akan mengganggu kepolaran dari senyawa tersebut? Jika iya, mengapa bisa demikian?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaan Anda, gan. Menurut saya, atom C tentu mempengaruhi kepolaran, sebab C terletak di golongan IV A yang bersifat netral, tidak elektropositif maupun elektronegatif. Semakin banyak C dalam suatu senyawa maka semakin kurang kepolarannya. Namun, jika atom elektronegatif diapit oleh C maka senyawa tersebut akan menjadi non-polar.
HapusSemoga membantu ^_^
apa itu elektron sekutu?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaannya, gan. Jadi elektron sekutu adalah pasangan elektron yang dipakai secara bersama-sama.
HapusSebagai contoh HCl, atom H membuuhkan 1 elektron untuk memenuhi aturan duplet dan atom Cl juga membutuhkan satu untuk memenuhi aturan oktet, maka 1 elektron H dan Cl saling berikatan untuk mencapai kestabilan. Elektron yang berikatan itulah yang disebut elektron sekutu.
Semoga membantu ^_^
oh terima kasih.
BalasHapusSama-sama, gan. ^_^
Hapus