Senin, 28 November 2016

TEORI PHLOGISTON ITU APA?

TEORI PHLOGISTON ITU APA?
     Pada awal abad ke-18, ahli kimia yang berasal dari Jerman bernama Stahl menjelaskan fenomena pembakaran zat dengan menggunakan Teori Phlogiston. Phlogiston dalam bahasa Yunani memiliki arti ’nyala api’ atau ’kembang api’. Stahl menjelaskan bahwa semua zat yang bisa dibakar memiliki phlogiston dan ketika zat dibakar, phlogiston yang ada di kiri masing-masing terlepas dan menghilang, kemudian berubah ke bentuk yang lebih sederhana. Pada awalnya, jika objek dibakar, maka phlogiston akan terbang keluar dari zat dan yang tersisa adalah debu. Karena setiap phlogiston memiliki jumlah yang berbeda, dijelaskan bahwa zat-zat yang memiliki phlogiston banyak seperti kayu terbakar dengan mudah, sementara kaca, batu, atau emas yang merupakan zat dengan phlogiston sedikit jadi sulit dibakar. Pada masa itu, teori ini menjadi teori kimia yang dipercaya.
   Namun, dalam teori ini terdapat berbagai macam permasalahan. Meski dapat dijelaskan bahwa setelah kayu dibakar maka akan menjadi ringan karena phlogiston terlepas, sebaliknya ketika logam dibakar, justru tidak bisa dijelaskan mengapa malah menjadi berat. Orang-orang pun menyatakan bahwa penjelasan Teori Phlogiston ini tidak masuk akal. Namun pada akhirnya, berdasarkan hasil penelitian Lavoisier yang mendalam, sekarang semua bisa dipahami.
 Menurut penelitian Lavoisier, pembakaran adalah reaksi oksidasi dengan oksigen. Dijelaskan bahwa oksigen berperan membantu pembakaran suatu zat.


Warna-Warni Kembang Api


WARNA-WARNI KEMBANG API

Kembang api berwarna-warni karena bahan-bahan kimia yang ada di dalamnya. Misalnya; kalsium, sodium, lithium, dan sebagainya. Setiap bahan kimia mengeluarkan cahaya yang berbeda-beda warnanya.

Ketika kembang api meletus, keluarlah energi panas. Energi panas itu mengubah susunan elektron-elektron di dalam bahan kimia. Tak lama, elektron-elektron kembali pada susunannya semula, lalu melepaskan energi yang tersisa. Energi yang tersisa itu dipancarkan sebagai cahaya yang warna-warni.

Warna merah dari strontium dan lithium
Warna kuning dari sodium
Warna orange dari kalsium
Warna hijau dari barium
Warna biru dari tembaga
Warna ungu dari potassium dan rubidium
Warna emas dari arang dan besi
Warna putih dari titanium, alumunium, dan beryllium







  

Selasa, 01 November 2016

ARTIKEL BERMANFAAT


STROBERI PEMUTIH GIGI


  Siapa yang suka jus stroberi? Ssst, ada kabar bagus buat para pencinta  stroberi.
   Berdasarkan penelitian dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI), stroberi bisa memutihkan gigi, lo! Kalau selama ini orang-orang menggunakan pemutih gigi dari dokter, para peneliti mencoba menggunakan buah stroberi.
  Penelitian dilakukan dengan cara menggosokkan buah stroberi pada gigi sebanyak 32 kali. Hasilnya? Gigi menjadi lebih putih pada hari kelima! Kalau teman-teman lebih suka jus stroberi, kulumlah selama dua menit di mulut. Gigi akan lebih putih dalam tujuh hari. Ternyata, di dalam buah stroberi memang ada asam ellagic yang bisa dipakai untuk memutihkan gigi.
 Dengan penelitian ini, para mahasiswa FKG UI berhasil memenangkan Denstply Dental Student Clinician Program tingkat nasional. Wah, hebat! Teman-teman juga bisa, lo, melakukan penelitian baru!