Rumah Kimia
Tempat bertukar pikiran mengenai 'Kimia'
Minggu, 18 Maret 2018
Sabtu, 29 April 2017
Laporan Percobaan
Kelompok :
Anastasia Telly Wijaya Kusuma
Christy Agnes
Reka Delvi Sari
Tania Herlianda
PERCOBAAN TELUR DAN ASAM CUKA
PERCOBAAN
|
PENGAMATAN
|
KETERANGAN
|
Telur dan Asam
Cuka
|
Telur yang sudah direndam cuka dalam waktu beberapa menit menjadi
kenyal dan tidak mudah pecah, telur dibanting namun tidak pecah (lentur).
Lalu, kulit telur mengelupas dan muncul gelembung gas pada air cuka.
|
Kami berhasil
melakukan percobaan ini, karena ketika beraksi dengan cuka, kulit telur akan
mengelupas, ini karena cuka bersifat asam.
|
Bahan
dan Alat :
·
1 buah telur rebus
·
Sebotol kecil cuka makan
·
Gelas
Cangkang telur 90% terdiri dari kalsium
karbonat (CaCO3) yang membuatnya keras. Sedangkan cuka (CH3COOH) mengandung
asam asetat. Cuka
dikategorikan dalam zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak
beberapa zat seperti, kalsium. Asam cuka dapat mengikat kalsium yang terkandung
dalam cangkang telur sehingga mampu melarutkan kulit telur dan membuat telur
menjadi lentur.
Ketika telur dicampur dengan cuka, muncul gelembung-gelembung
berupa gas karbondioksida. Gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung
merupakan hasil dari reaksi asam cuka dan cangkang telur.
Rx : CaCO3(s) + 2CH3COOH(aq)
=> Ca(CH3COO)2(aq)
+ CO2(g) + H2O(l)
DOKUMENTASI
Sabtu, 14 Januari 2017
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum Percobaan
Larutan Elektrolit
Kelompok 4
Anggota :
Anastasia Telly Wijaya Kusuma
Jasson Reynaldo
Wangi Salsabilla
I.
Alat
dan Bahan
Alat : 4 Baterai, papan, kabel, lampu, gelas kimia,
batang penggaduk, 2 batang karbon
Bahan : Baking soda,
garam, air cuka, air sprite, gula,
air jeruk, air
II.
Tabel
Pengamatan
No
|
Larutan
|
Lampu
|
Gelembung Gas
|
||
Menyala (Terang/Redup)
|
Tidak Menyala
|
Ada (Banyak/Sedikit)
|
Tidak ada
|
||
1
|
Larutan Baking Soda
|
Redup
|
-
|
Banyak
|
-
|
2
|
Larutan Garam
|
Terang
|
-
|
Banyak
|
-
|
3
|
Air Cuka
|
-
|
ü
|
Sedikit
|
-
|
4
|
Air Sprite
|
-
|
ü
|
Banyak
|
-
|
5
|
Larutan Gula
|
-
|
ü
|
-
|
ü
|
6
|
Air Jeruk
|
-
|
ü
|
-
|
ü
|
III.
Pembahasan
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa ketika kedua
batang karbon dicelupkan ke dalam larutan baking
soda, lampu menyala (redup) dan terdapat banyak gelembung gas. Ini terjadi
karena larutan baking soda merupakan
larutan elektrolit. Sedangkan, ketika kedua batang karbon dicelupkan ke dalam
larutan gula, lampu tidak menyala dan gelembung gas tidak ada. Hal ini terjadi
karena larutan gula merupakan larutan non-elektrolit. Kedua sampel tersebut
hanyalah contoh, untuk lebih jelas bisa Anda lihat di atas.
IV.
Pertanyaan
1.
Berdasarkan
data percobaan, klasifikasikan sampel ke dalam larutan elektrolit kuat, lemah,
dan non-elektrolit!
Ø Larutan elektrolit kuat : Air garam
Ø Larutan elektrolit lemah : Baking soda, air sprite, air cuka
Ø Larutan non-elektrolit : Air gula, air jeruk
2.
Isi
tabel berikut!
No.
|
Sampel
|
Rumus Kimia
|
Senyawa
|
Reaksi
Ionisasi
|
1.
|
Larutan Baking Soda
|
NaHCO3
|
Kovalen polar
|
Na+
+ HCO3-
|
2.
|
Air Cuka
|
CH3COOH
|
Kovalen polar
|
CH3COO-
+ H+
|
3.
|
Air Sprite
|
H2CO3
|
Kovalen polar
|
2H +
+ CO32-
|
4.
|
Air Jeruk
|
C6H8O7
|
Kovalen
non-polar
|
C6H5O73-
+ 3H+
|
5.
|
Larutan Garam
|
NaCl
|
Ion
|
Na+
+ Cl-
|
6.
|
Larutan Gula
|
C12H22O16
|
Kovalen
non-polar
|
Tidak terurai
|
3.
Jelaskan
mengapa ada larutan yang bersifat elektrolit kuat dan lemah!
Ø Karena kuat lemahnya larutan elektrolit ditentukan
dari banyak sedikitnya ion yang terjadi pada proses ionisasi.
4.
Saat
hujan atau berada di dekat genangan air, kita harus menghindari berada di dekat
kabel listrik yang sudah terkelupas. Mengapa? (Hubungkan jawaban yang Anda buat
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan)
Ø Karena air dapat menghantarkan arus listrik. Jika
genangan air terkena kabel
listrik yang tengah terkelupas, maka air tersebut akan
memiliki aliran listrik yang dapat membuat kita bisa tersengat listrik.
V.
Kesimpulan
Ø Larutan elektrolit kuat terjadi jika lampu menyala dan
terdapat gelembung gas.
Ø Larutan elektrolit lemah terjadi jika lampu menyala
redup/tidak menyala tetapi terdapat gelembung gas.
Ø Larutan non-elektrolit terjadi jika lampu tidak
menyala dan tidak terdapat gelembung gas.
DOKUMENTASI
Senin, 28 November 2016
TEORI PHLOGISTON ITU APA?
TEORI PHLOGISTON ITU APA?
Pada awal abad ke-18, ahli kimia yang berasal dari
Jerman bernama Stahl menjelaskan fenomena pembakaran zat dengan menggunakan Teori
Phlogiston. Phlogiston dalam bahasa Yunani memiliki arti ’nyala api’ atau
’kembang api’. Stahl menjelaskan bahwa semua zat yang bisa dibakar memiliki
phlogiston dan ketika zat dibakar, phlogiston yang ada di kiri masing-masing terlepas dan menghilang, kemudian
berubah ke bentuk yang lebih sederhana. Pada awalnya, jika objek dibakar, maka
phlogiston akan terbang keluar dari
zat dan yang tersisa adalah debu. Karena setiap phlogiston memiliki jumlah yang berbeda, dijelaskan bahwa zat-zat yang
memiliki phlogiston banyak seperti
kayu terbakar dengan mudah, sementara kaca, batu, atau emas yang merupakan zat
dengan phlogiston sedikit jadi sulit dibakar. Pada masa itu, teori ini menjadi
teori kimia yang dipercaya.
Namun, dalam teori ini terdapat berbagai macam permasalahan. Meski dapat dijelaskan bahwa setelah kayu dibakar maka akan menjadi ringan karena phlogiston terlepas, sebaliknya ketika logam dibakar, justru tidak bisa dijelaskan mengapa malah menjadi berat. Orang-orang pun menyatakan bahwa penjelasan Teori Phlogiston ini tidak masuk akal. Namun pada akhirnya, berdasarkan hasil penelitian Lavoisier yang mendalam, sekarang semua bisa dipahami.
Menurut penelitian Lavoisier, pembakaran adalah reaksi oksidasi dengan oksigen. Dijelaskan bahwa oksigen berperan membantu pembakaran suatu zat.
Namun, dalam teori ini terdapat berbagai macam permasalahan. Meski dapat dijelaskan bahwa setelah kayu dibakar maka akan menjadi ringan karena phlogiston terlepas, sebaliknya ketika logam dibakar, justru tidak bisa dijelaskan mengapa malah menjadi berat. Orang-orang pun menyatakan bahwa penjelasan Teori Phlogiston ini tidak masuk akal. Namun pada akhirnya, berdasarkan hasil penelitian Lavoisier yang mendalam, sekarang semua bisa dipahami.
Menurut penelitian Lavoisier, pembakaran adalah reaksi oksidasi dengan oksigen. Dijelaskan bahwa oksigen berperan membantu pembakaran suatu zat.
Warna-Warni Kembang Api
WARNA-WARNI KEMBANG API
Kembang api berwarna-warni karena bahan-bahan kimia
yang ada di dalamnya. Misalnya; kalsium, sodium, lithium, dan sebagainya.
Setiap bahan kimia mengeluarkan cahaya yang berbeda-beda warnanya.
Ketika kembang api meletus, keluarlah energi panas.
Energi panas itu mengubah susunan elektron-elektron di dalam bahan kimia. Tak
lama, elektron-elektron kembali pada susunannya semula, lalu melepaskan energi
yang tersisa. Energi yang tersisa itu dipancarkan sebagai cahaya yang
warna-warni.
Warna merah dari strontium dan lithium
Warna kuning dari sodium
Warna orange dari kalsium
Warna hijau dari barium
Warna biru dari tembaga
Warna ungu dari potassium dan rubidium
Warna emas dari arang dan besi
Warna putih dari titanium, alumunium, dan
beryllium
Langganan:
Postingan (Atom)